Mengenal “KARMA” dan Cara Membersihkannya

Karma

 

Dalam kegiatan sehari-hari kita pasti sering mendengarkan kata “KARMA” dan entah kenapa konotasi kata itu sendiri terdengar jelek, banyak dikaitkan dengan hal yang buruk, padahal karma bukan hanya karma buruk tetapi juga ada karma baik. Konsep karma sendiri sering diidentikkan sebagai penyebab suatu kejadian. Sehingga makna karma sendiri semakin lama semakin bergeser.

Apakah sesungguhnya karma itu? Karma adalah niat untuk melakukan perbuatan. Niat itulah yang disebut dengan karma. Perbuatan yang dilakukan dengan pikiran disebut karma melalui pikiran; perbuatan yang dilakukan dengan ucapan disebut karma melalui ucapan; dan perbuatan yang dilakukan dengan badan disebut karma melalui badan. Dengan demikian karma bisa berupa karma baik dan karma buruk.

Kemudian timbul satu pertanyaan, apakah yang disebut hukum karma? Hukum karma sebetulnya adalah hukum sebab dan akibat. Di dalam Samyutta Nikaya dinyatakan:

“Sesuai dengan benih yang ditabur, demikian pulalah buah yang dituai. Mereka yang menanam kebajikan akan tumbuh kebahagiaan.”

Setiap perbuatan yang kita lakukan di dunia ini baik atau buruk akan memberikan hasil. Tidak ada perbuatan sekecil apapun yang luput dari hasil atau pahala, langsung maupun tidak langsung pahala itu pasti akan datang.

Kita percaya bahwa perbuatan yang baik membawa hasil yang menyenangkan atau baik. Sebaliknya perbuatan yang buruk akan membawa hasil yang duka atau tidak baik.

Lalu bagaimana kita dapat membersihkan karma-karma buruk tersebut?

tradisi ruwatan cukur rambut gimbal di dieng
tradisi ruwatan cukur rambut gimbal di dieng

Dalam tradisi Jawa sendiri terdapat upacara khusus untuk menghilangkan kesialan atau karma buruk yang biasa disebut dengan tradisi ruwatan atau ngrueti. Biasanya upacara ini terdapat beberapa tahapan prosesi seperti siraman, selametan, tirakatan, potong rambut dan pagelaran wayang. Pelaksanaan ruwatan juga bermakna untuk mencapi tujuan hidup manusia jawa yang tersimpun dalam unen unen

“Mati sajroning urip, urip sajroning pejah”

yang artinya bahwa yang hidup tetap hidup tetapi yang mati adalah hawa nafsu.

Dalam metode RK sendiri juga terdapat pembersihan karma karma buruk. Yaitu RK RUH CAHAYA yang merupakan pembersihan perbuatan-perbuatan buruk (negatif) kita baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun keadan yang tersimpan ditulang ekor atau tail bone.

tail bone

Berdasarkan penelitian mutakhir, sebagaimana yang disampaikan oleh Jamil Zaini, Trainer Asia Tenggara Kubik Jakarta, tulang ekor ini merekam semua perbuatan anak Adam, dari sejak lahir hingga meninggal dunia. Ia merekam semua perbuatan baik-buruk mereka.

Apabila karma buruk tidak segera dibersihkan, akan menjadi penghambat plafon rejeki serta menjadi penghalang tujuan hidup yang lebih baik atau penyebab kegagalan dari cita-cita. Maka dari itu diperlukan pembersihan atau penyucian karma buruk tersebut untuk memurnikan dan mencapai tujuan hidup yang damai, tentram dan pastinya berkelimpahan.

Pelatihan RK RUH di Kediri

Bagaimana solusinya? Yuk ikuti RK RUH untuk menyimak lebih lanjut bagaimana membersihkan karma-karma buruk dalam hidup Anda!

pendaftaran rk mas yunus kediri

 

 

Referensi:

https://kmbui.ui.ac.id/2019/04/mengenal-hukum-karma-dalam-ajaran-buddha/

https://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC/article/view/14245

 

Scroll to Top